1.Carilah lumpur sawah yang dominan berwarna abu- abu dan di permukaan
tanah / lumpurnya banyak mengandung sisa-sisa kotoran cacing lor
sawahnya ( tahi cacing).
2.Pastikan dengan menanyakan kepada petani yang memiliki sawah tersebut,
apakah disawahnya terdapat banyak belutnya dan ukurannya besar-besar ?
Apakah banyak pencari belut (ngobor) disawahnya ? Kalau memang
jawabannya “ya” berarti lumpurnya potensial dan cocok sebagai media
kehidupan belut.
3.Carilah jerami yang di bagian “batangnya”, jangan pada bagian tangkai
bulir padi, karena batang padi lebih cepat membusuk dibanding dengan
tangkai bulir.
4.Untuk mempercepat proses Bokashi, jerami dan gedebog, dicacah semakin
halus semakin baik karena mudah busuk. Kalau perlu untuk jumlah banyak
sebaiknya di Chopper dengan mesin yang punya pisau khusus. Hasil bokashi
hendaknya dipisahkan antara yang sudah jadi dan serat-serat yang belum
jadi secara sempurna dengan cara diayak memakai ayakan pasir. Nantinya
serasah – serasah yang belum jadi sempurna kita bokashi sekali lagi.
Hasil Bokashi bisa disimpan dalam jangka waktu lama (sampai 1 tahun)
asalkan dimasukkan kedalam karung dan ditimbun ditempat yang kering dan
jangan lembab. Sebaiknya dasarnya di kasih pallet biar karungnya tidak
bersentuhan langsung dengan tanah (biar tidak lembab).
5.Untuk menghemat pembelian Probiotik. Biasakanlah membiakkan bakteri
(probiotik) dengan cara membuat biang sendiri. Bahkan bakteri ini dapat
berkembang biak sampai pada F5, namun efektifnya / bagusnya sampai
dengan F3.Yaitu dengan cara memperamnya dan memberi makan Bakteri
tersebut dengan Glucosa, seperti gula pasir / merah atau tetes tebu
(Molase) maka bakteri dari jenis Lactobacillus sp akan berkembang biak
menjadi bermilyar-milyar jumlahnya. Setelah itu baru dipakai untuk
bokashi atau campuran jamu. Jadi dengan cara ini kita cuma membeli
beberapa botol Probiotik untuk kolam kita yang sangat luas.
6.Carilah Gedebog pisang yang tidak “busuk”, karena gedebog yang busuk
akan sulit dicacah. Gedebog yang sudah membusuk serat yang berbentuk
seperti benang akan lebih ulet dibanding dengan yang masih segar.
7.Lakukan “Bokashi” diluar terlebih dahulu terhadap bahan-bahan yang
mengandung selusose (karbohidrat) maupun lemak, seperti jerami dan
gedebog pisang. Karena proses dari fermentasi akan potensial
menghasilkan gas Methan (CH4) yang sangat berbahaya. Ini sangat meracuni
belut, dan hasil sampingnya juga terbentuk CO2 yang dapat megurangi O2
dalam media kolam. Dengan Bokashi diluar kita bisa mengeluarkan gas-gas
methannya dan energy panas akan keluar bebas ke udara.
8.Media jerami dan gedebog yang sudah dibokashi dengan sempurna
hendaknya sebelum digunakan dimasukkan dalam karung dan direndam
(dicuci) beberapa saat dengan cara diinjak-injak atau dipukul-pukul agar
air yang berwarna kemerahan atau hitam (H2S nya bisa keluar). Setelah
agak berwarna kecoklatan atau jernih, jerami kita pakai dan kita susun
berlapis- lapis dalam kolam pemeliharaan.
9.Jangan mendirikan kolam terpal dekat dengan pohon kelapa, karena akar
pohon kelapa yang tajam-tajam dengan mudah melobangi terpal. Untuk
menghemat terpal agar tidak dilubangi oleh semut, hendaknya setelah
panen, terpal harus segera dicuci dan dimasuki air / digenangi air
sampai penuh.
10.Maksud diberinya air pada media budidaya belut dengan ketinggian 5 ~
10 cm diatas permukaan lumpur adalah untuk pemeraman dengan maksud untuk
mempercepat proses Fermentasi yang bersifat Anaerob (tidak membutuhkan
O2). Sehingga hasil nutrient yang terdepat di jerami dan gedebog segera
dapat dimanfaatkan oleh cacing lor sawah agar berlimpah. Apabila dalam
jangka waktu 2 minggu kita sudah melihat cacing kecil-kecil atau cacing
rambut yang muncul banyak sekali di permukaan, bukan itu tujuannya.
Tujuan kita adalah menumbuhkan cacing lor sawah yang terdapat pada media
lumpurnya bukan cacing rambut atau cacing sutera. Jadi fermentasi harus
dilanjutkan sampai jerami dan gedebog benar-benar hancur dan terbentuk /
muncul cacing lor. Dan untuk mempercepat cacing lor keluar adalah
dengan cara menusuk-nusuk media dengan galah atau menginjak-injak
lumpurnya (maksudnya juga untuk memasukkan O2 dalam lumpur) setelah itu
air media dibikin mancak mancak saja.
11. Untuk menumbuhkan cacing lor sawah dalam jumlah berlipat-lipat
adalah dengan cara menaburkan bekatul halus lalu disiram dengan biang
EM4 yang botolnya berwarna kuning. Atau pakai pupuk organic cair seperti
NASA.
12.Berhati hatilah kalau mencari lumpur sawah !.a.Lumpur yang berasal
dari areal sawahnya berwarna Coklat Kemerahan, biasanya mengandung unsur
lempung, dan cenderung mengeras bahkan memadat kalau terendam
air.b.Lumpur berasal dari areal sawah yang berwarna kehitaman , biasanya
banyak mengandung pasir, lumpur ini jangan digunakan, karena dapat
melukai badan belut.
13.Janganlah memesan benih belut kepada penjual benih, sebelum media
anda benar-benar sudah “SIAP“ untuk ditanami ! lihat syarat-syarat wajib
dipenuhi sebelum tebar benih.
14.Cara lain untuk mempercepat proses “penetralan” zat kimia pada kolam
semen adalah memberi “cairan cukak “ yang biasa untuk memasak pada kolam
yang sudah berisi air dan direndam dalam beberapa hari sampai permukaan
diatas air tersebut terdapat lapisan seperti minyak.
15.Belilah bibit belut yang berukuran sebesar “jari kelingking”, jangan
beli benih yang berukuran “sebesar lidi”. Karena semakin kecil benih
belutnya semakin besar resiko kematiannya, sedangkan semakin besar
belutnya maka akan semakin kuat.
16.Belilah benih belut yang berwarna coklat kekuningan atau coklat cerah
saja, karena benih belut yang berwarna kehitaman dan berdada putih
sangat lambat pertumbuhannya (bisa jadi kerdil / kuntet).
17.Yang kita harapkan setelah fermentasi adalah melimpahnya cacing lor
sawah bukan cacing rambut atau cacing sutera. Terkadang petani terkecoh
akan hal ini. Cacing sutera sudah mulai tumbuh setelah 1 ~ 2 minggu masa
fermentasi di dalam kolam (jumlah cacing ini belum cukup untuk memenuhi
jumlah konsumsi yang dibutukan bibit belut yang kita tanam). Sedangkan
cacing lor sawah akan Nampak melimpah setelah jerami dan gedebok stelah
mengalami pembusukan karena nutrient tersebut sebagai sumber pakannya.
18.Jagalah air media kolam dalam keadaan jernih – bening tidak keruh.
Belut tidak menyukai air yang keruh. Ingat semua lubang belut yang
berada dibawah pematang semuanya ada airnya dan airnya berwarna jernih.
19.Jagalah suhu kolam dalam keadaan “sejuk” airilah kolam walaupun dalam
debit yang sangat kecil. Misalnya menaruh ember besar atau drum diatas
kolam dan melubanginya sebesar sedotan aqua, air walaupun dalam debit
yang sangat kecil akan sangat berpengaruh bagi kondisi kolam menjadi
sejuk, menambah oksigen dan membuang amoniak dari sisa pembusukan media
dan pakan belut.Biasanya dipersawahan, orang memancing belut pada siang
hari tidak akan dapat hasil tangkapan, karena belutnya pada kebawah
semua. Ini dikarenakan suhu air dipermukaan lebih panas dan kebetulan
belut juga fototaksis negative (tidak menyukai cahaya).
20.Cara lain untuk untuk menumbuhkan plankton pada media tanam belut
yaitu dengan memberinya “Vitamin", Vitamin ini kita bisa membikin
sendiri yang terdiri atas :a.Tepung kacang hijaub.Tepung kedelai.
c.Tepung beras. d.Sayur-sayuran (seperti sawi, daun ketela, bayam,
sedikit daun papaya, dll)e.Air kelapa yang masih segar.Kesemua bahan
tersebut diblender kemudian disaring dan airnya disiramkan ke
penampungan benih atau kolam karantina, dibiarkan selama 2 ~ 3 jam baru
airnya diganti.
21.Usahakan membawa benih pada malam hari dan menabur benih pada malam
hari itu juga karena kondisi media dinginnya masih panjang dan udara di
luar media masih dalam keadaan sejuk.
22.Apabila ditemukan bibit belut yang mati segera keluarkanlah dari
dalam kolam. Apabila membusuk dan empedunya pecah serta darahnya keluar,
akan meracuni belut lainnya. Kalau perlu apabila ada yang sudah
membalikkan badannya, hendaknya segera diambil sebelum mereka mati.
23.Pada masa adaptasi dari tebar benih jangan memasukkan air secara
besar (menggerojok) karena posisi benih pada saat itu masih disekitar
permukaan (± 20 cm di bawah lumpur). Kalau sudah keluar sulit bagi
mereka untuk masuk kembali ke lumpur karena kondisinya masih dalam
keadaan lemah, ini yang menimbulkan banyaknya kematian.
24.Belut harus dipaksa mau makan. Berikan pakan yg berselang-seling
menurut selera mereka dan jangan diganti kalau mereka masih mau makan
dengan jenis pakan tersebut. Gantilah pakan dengan jenis lain apabila
mereka sudah bosan dengan pakan yang biasa kita berikan.
25.Berikanlah pakan yang ukuran pakan tersebut lebih kecil dari mulut
belut yang kita pelihara, baik dengan cara dicacah maupun dihancurkan.
26.Untuk menarik / merangsang belut mau makan hendaknya dipancing dengan
pakan yang segar dan berbau amis seperti :oCacahan yuyu oCacahan cacing
merah atau cacing lumbricusoCacahan lambung katak hijau
27.Apabila ada kematian benih setelah tebar, kondisi kolam dialiri air
mengalir kecil dan diberi jamu empon-empon (campuran biang dan jamu)
28.Untuk tumbuhan air bisa memakai enceng gondok atau kiambang. g
gondoknya, maka akan semakin tercemar perairan tersebut. Tapi apabila
semakin kurus Jangan menggunakan kangkung air karena akarnya dapat
mengeringkan lumpur. Enceng gondok berfungsi menyerap zat racun yang ada
perairan, zat-zat racun diserap melalui akar dan disimpan dalam batang
yang menggelembung. Jadi kalau semakin subur encentanaman enceng
gondoknya, maka akan semakin subur perairannya.
29.Hewan-hewan renik air sebenarnya tidak begitu kita perlukan karena
benih belut yang berada di pasaran atau yang biasa kita tanam besarnya
seukuran jari kelingking (finggerling). Namun dikarenakan setelah
pemeliharaan menginjak 2.5 bulan keatas biasanya akan keluar anakan
(benih) belutnya. Hal ini yang harus kita pikirkan agar media
pemeliharaan tetap tersedia hewan-hewan renik.Dan bentuk pakan yang kita
berikan sebaiknya selain berukuran besar untuk belut besar juga
berbentuk remahan untuk makan anakannya yang kecil-kecil.
30.Jangan memberi pakan yang terlalu besar yang melebihi ukuran
mulutnya, karena belut bersifat menarik dan menyimpan makanannya kedalam
lubang-lubang persembunyiannya sehingga mereka harus menunggu sampai
menunggu agak lunak hingga bisa dimakan.
31.Bersabarlah melatih mereka keluar lubang persembunyiannya sebelum
memberi makan sehingga mereka akan terbiasa keluar lubang menanti makan
yang kita berikan. Jadi ini lebih mengefisienkan pakan, karena di daerah
Batang Jawa Tengah ada petani belut yang bisa melatih belut-belut
mereka untuk keluar menunggu majikannya memberi makan.
32.Jangan mengganggu belut selama masa pemeliharaan, misalnya
mengaduk-aduk media atau memasuk-masukkan galah ke dalam kolam karena
belut sangat mudah stress.
33.Baik benih maupun hasil panen, jangan terlalu banyak tersentuh oleh
tangan. Mereka mudah stress bila tersentuh oleh tangan. Upayakan
menggunakan seser (jaring kecil) pada saat memindahkan benih atau
menggunakan alat saring khusus (alat sortir) pada saat panen agar tidak
terlalu banyak dipegang-pegang tangan.
34.Jangan memberi pakan belut dengan cacing tanah berjenis cacing kalung
di beberapa petani di daerah Demak jawa tengah dan Batang Jawa Tengah
setelah cacing tersebut diumpankan, belutnya banyak mengalami kematian.
35.Apabila di kolam pemeliharaan terdapat lumut yang berwarna hijau
hendaknya segera diambil dengan cara air baru dimasukkan , setelah agak
tinggi permukaan lumpur yang ada lapisan lumpurnya disemprot untuk
dikeluarkan.
Sumber : http://recycletimes.blogspot.com/p/tips-monopterus-albus.html
No comments:
Post a Comment