Salah satunya adalah pembudidayaan hama
tanaman. Tapi yang ini bukan sembarang hama. Semua orang apalagi wong
ndesa pasti tau yg namanya siput air atau biasa disebut keong. Makhuk
yang sering diremehkan karena lamban dan dianggap sebagai perusak.
Keong atau siput air banyak ditemukan di
perairan tenang dan dangkal seperti sungai kecil, danau, dan lebih
sering ditemukan di persawahan. Makanan alaminya berupa rerumputan,
lumut dan tanaman2 air yang gampang didapat di tempat mereka hidup.
Jangan terkecoh dengan sifat pemalu dan gerak-geriknya lho…! Walaupun
keong mobilitasnya lambat tapi perkembangbiakannya bisa dibilang sangat
cepat. Dan dalam jumlah yang banyak mereka bakal keliatan sangat rakus.
Sebagai contoh kolamku ukuran 2×3m yang permukaannya tertutup penuh oleh
enceng gondok bisa jadi bersih dari enceng gondok dalam sehari hanya
karena aku masukin keong hidup satu tas plastik (kresek). Dan dalam
beberapa hari aja sudah banyak telur-telur keong yang nempel di dinding
kolam. Gimana kalau keong-keong itu disebar di sepetak sawah sekaligus.
Pasti tinggal tunggu hari dan tanaman padi di sana bakalan gagal panen.
Itulah mengapa petani padi sangat tidak menghendaki keberadaan keong di
sawahnya. Bahkan di beberapa tempat keong adalah Musuh Besar petani.
Bagi petani padi keong adalah hama padi yang harus diberantas.
Tapi jangan negative tinking dulu sama
keong. Di sisi lain keong malah dicari-cari. Keong sangat berguna bagi
peternak unggas (bebek, entok dll) dan pada pembesaran ikan
tertentu(belut, lele,dll) sebagai makanan ternak alternatif. Lain lagi bagi
pecinta kuliner, karena keong juga bisa menjadi makanan uenak. Banyak
warung makan ataupun restoran yang nyediain hidangan dari bahan baku
daging keong ini. Mereka malah seringkali kesulitan dapetin stok keong.
Mari amati kenyataan ini.
Ternyata di sini ada peluang yang sangat
bagus. Bagaimana kalau keong ini diternakkan. Bisa jadi sebuah usaha
bisnis tanpa modal atau paling tidak tak perlu punya banyak uang untuk
memulai usaha ini.
Yang perlu dilakukan untuk memulai bisnis ini yaitu:
¤ Sediakan kolam untuk meletakkan keong,
bisa dari tanah, terpal, atau permanen dan diisi air tak perlu terlalu
dalam kurang lebih 30cm. Yang penting kolam ini harus tidak berada di
area rawan banjir. Nggak hanya menghindari kerugian pribadi karena
keong-keong kita hilang. Tapi juga menghindarkan bencana pada petani di
sekitar gara-gara kelalaian kita.
¤ Kumpulkan keong sebanyak-banyaknya
(biasanya lebih mudah cari di sawah) lalu masukkan ke kolam yang telah
disediakan. Memang cukup melelahkan jika harus mencari keong sendiri di
sawah. Tapi itu harus dilakukan kalau mau tanpa modal dan itung2 bantu
petani. Kalau ga’ mau susah ya tinggal beli aja dari pencari keong atau
jika beruntung tinggal minta pada petani padi yang biasanya hanya
membuang keong dari sawahnya. Nah setelah ini kerjaan kita cukup
santai. Cuma kasih makan keong pake rumput yang bisa didapat di sekitar.
Yang diperlukan cuma sabar dan biarkan keong berkembang biak dg
sendirinya. Tunggu hingga jumlahnya sudah sangat banyak. Tinggal panen
dg sistem sortir atau pilih yang besar2 saja tapi jangan semuanya agar
tetap ada yang terus berkembangbiak. Kalau tanpa modal berarti setiap
panennya adalah untung bukan? Apalagi yang dikhawatirkan dari usaha ini.
Sekarang mau untung berapa? Semakin banyak keong/siput yang dimiliki
berarti makin banyak pula untungnya.
Penjualannya gampang. Bisa di jual ke
pasar, restaurant, langsung ke pembeli (dalam keadaan hidup/sudah
diolah) atau ke peternak. Harganya aku kurang tau tapi yg jelas lumayan
lah. Lebih mudah lagi dengan memasang tanda di pinggir jalan di dekat
rumah. Tulis saja, MENYEDIAKAN KEONG DALAM JUMLAH BANYAK. Pasti banyak
dech yang mau beli.
Usaha ini juga sangat baik dilakukan peternak (itik, entok, angsa, lele,belut,dll) untuk efisiensi dan menambah mutu pakan.
1 comment:
terima kasih banyak mas infonya, gambar siklus keongnya sangat bermanfaat dan membantu sekali
Post a Comment