• Setiap mahluk hidup dapat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap lingkungannya.
• Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan setiap mahluk hidup bisa mengalami “ganguan”
• Setiap mahluk hidup dapat menjadi sarana ( carrier ) “penyakit” terhadap lingkungan barunya.
• Mahluk hidup yang sehat belum tentu tidak mengandung “ bibit penyakit “.
• Apabila mahluk hidup dapat menyesuaikan dengan lingkungannya berarti
mahluk tersebut sudah memiliki kekebalan ( imum ) terhadap “ penyakit di
lingkungannya “.
Jadi meskipun bibit Belut yang baru didatangkan sudah kelihatan sehat
belum tentu bebas dari bibit penyakit. Demikian juga belut yang sudah
ada di kolam kita belum tentu bebas dari bibit penyakit walaupun belut
tersebut sehat.
Mungkin dari gambaran diatas kita sedikit bisa memahami langkah – langkah untuk melakukan kegiatan karantina.
Tujuan
Yang seharusnya menjadi tujuan dari karantina adalah untuk menjaga agar
belut yang telah kita miliki tidak tertular bibit penyakit yang mungkin
dibawa oleh belut yang baru.
Selain itu maksud dan tujuan karantina adalah untuk menyesuaikan
lingkungan hidup belut yang baru dengan lingkungan asal sehingga bila
belut yang baru kurang dapat beradaptasi dan mengalami gangguan tidak
menjangkiti belut yang lainnya atau yang sudah kita miliki.
Kegiatan Karantina.
Apakah setiap bibit belut baru wajib karantina ???
Karantina/Pengadaptasian
- tidak semua belut mudah meyesuaikan dengan lingkungan baru (media air
bersih) terutama belut yang dihasilkan dari hasil tangkapan alam.
- Biasanya belut tertentu akan mengalami “gangguan” sebelum dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
- Belut mudah stress bila berubah lingkungan hidupnya sehingga mudah terserang penyakit karena sistim imum tubuhnya menurun.
Langkah karantina yang ideal sebenarnya membutuhkan proses yang cukup
detail yang seolah – olah sangat rumit padahal tidaklah demikian, asal
kita dapat memahami “ tehniknya”.
Langkah karantina yang ideal, dimulai pada saat kedatangan belut Langkah
pertama yang harus kita lakukan adalah meyiapkan tempat karantina yang
memadai baik luas maupun volume tempat karantina tersebut, yang
sebelumnya sudah kita isi dengan air kolam yang rencananya akan kita
gunakan untuk pemeliharaan belut tersebut.
Apakah harus ? tidak , dengan mengisi tempat karantina dengan sumber air
yang sama dengan kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk
memelihara belut tersebut sudah cukup memadai bila sumber air yang
digunakan bukan air PDAM/PAM, bila memakai air PDAM/PAM hendaknya
ditreatment terlebih dahulu.
Salah satu Tehnik Proses karantina sekaligus adaptasi yang sudah saya
terapkan, bibit belut yang dihasilkan dari tangkapan alam (setrum atau
sedek)
Untuk kolam/tempat karantina , sebaiknya "jangan" ada yang berbentuk
sudut/menyiku, kolam yang kita siapkan harus berbentuk bundar ataupun
lonjong, kolam karantina bibit belut air bersih "tidak" usah terlalu
besar dan untuk bibit yang kita masukan kedalam kolam karantina
Volumenya harus diperpadat, kepadatan dalam proses karantina adalah
sangat berpengaruh penting. Ketinggian air pada kolam karantina 10
sampai dengan 15 dari permukaan belut yang kita masukan.
Bila tempat karantina sudah siap, belut yang masih berada di wadah
pengangkutan airnya harus di ganti terlebih dahulu untuk menghilangkan
lendir yang berada di dalam wadah pengangkutan, lalu masukkan belut
tanpa lendir/busa.Untuk pemindahan bibit belut dari wadah pengangkutan,
sebaiknya dilakukan dengan sehati-hati mungkin, gunakanlah alat seperti
jaring (serok) usahakan bibit jangan sering dipegang dengan tangan
secara langsung biar belut tidak stress.
Setelah belut tenang, Langkah berikut adalah pada tempat karantina
diberi kocokan telur ditambah dengan madu supaya bibit cukup Vitamin dan
energi, kemudian tambahkan perasan daun pepaya dengan harapan untuk
mengembalikan lendir yang sudah banyak dikeluarkan belut selama dalam
pengangkutan.
Setelah satu jam kemudian kuraslah air dan di ganti dengan air yang baru.
1 sampai 2 hari, bibit belut jangan di beri pakan terlebih dahulu,
setelah 2 hari kemudian, pemberian pakan baru dilakukan sampai bibit
belut benar-benar sudah sehat.
Ciri-ciri bibit belut yang sudah siap ditebar di kolam pembesaran (media
air bersih), belut sudah tidak ada yang mendongakan kepalanya keatas
(permukaan air). Apabila masih ada bibit belut yang mendongakan
kepalanya keats dan sudah membalikan badannya segeralah diambil,
pisahkan dengan bibit yang sudah sehat.
CATATAN : pada waktu proses karantina dilakukan, air harus dalam keadaan jernih (bening), tidak boleh keruh.
biofish fishtamin (vitamin complex)
Namun Bila bibit belut yang kita dapatkan dari hasil budidaya, untuk
proses karantina/adaptasinya tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup 1
hari atau 2 hari, bibit sudah siap kita tebarkan di kolam pembesaran
media air bersih (air bening) tanpa lumpur.
Tata Cara Perawatan
Setelah proses karantina/adaptasi dilakukan dengan benar, masukan bibit kekolam pembesaran dan kemudian lakukan perawatan.
Pakan dan Pengaturan Air
Meskipun sudah banyak ilmuwan-ilmuwan dan peneliti berpendapat "Waktu
pemberian pakan pada belut adalah sore menjelang malam, karena belut
aktif pada malam hari" namun dalam budidaya belut di air bersih yang
sudah kami terapkan pemberian pakan bisa dilakukan dalam sehari semalam 3
kali (pagi,siang dan sore hari) dengan dosis 5% dari jumlah benih yang
ditebar.
Pemberian pakan bisa dilakukan 3 kali dalam sehari semalam kalau kita sudah memenuhi unsurKENYAMANAN bagi belut itu sendiri.
Sedangkan faktor kenyamanan terdiri faktor internal dan eksternal
1. Faktor internal.
Media harus tersedia yaitu. Substrat ( paralon, atau genteng, roster, eceng gondok maupun kiambang, dsb)
Faktor Oksigen. (sangat berpengaruh besar terhadap reaksi dan nafsu
makan, sekaligus kelangsungan hidup) Khusus Untuk budidaya air bersih,
faktor oksigen sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup dan daya nafsu makan belut). Air menjadi syarat utama
kolam pemeliharaan belut, karena itu lubang sirkulasi air dan lubang
pembuangan kelebihan air menjadi syarat utama. Air harus terus mengalir
walau dalam jumlah debit yang sangat kecil dari sumber air agar oksigen
terlarut tetap terjaga persediaannya
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal adalah suasana Gelap dan tenang. ( Gelap berarti tempat
harus ditutup dengan terpal hitam atau coklat, tidak boleh warna terang
atau tembus cahaya, Tenang berarti tidak boleh ada aktifitas lain di
lingkungan budidaya)
Pakan, pemberian pakan bisa di lakukan dalam sehari semalam 3 kali bisa
berjalan apabila Faktor eksternal dan internal terpenuhi.
Untuk menambah nafsu makan belut dapat diberikan jamu empon-empon,
bahan-bahan bakunya seperti "temulawak (curcuma xanthorhiza), kunyit,
kencur dan temu ireng. untuk perbandingan 1,5 : 0,5 : 0,5 : 0,5 dengan
cara: kesemua bahan tersebut di rebus dan kemudian di saring, setelah
dingin air dari bahan-bahan tersebut di masukan ke kolam secara merata.
Pemberian jamu nafsu makan sebaiknya di berikan pada sore hari kemudian
pada pagi hari, air dikuras dan di ganti dengan air yang baru. Dalam
waktu pemberian jamu nafsu makan tersebut, belut jangan diberi pakan
terlebih dahulu sebelum pengurasan dilakukan.
Air Pemeliharaan
Lendir yang dikeluarkan belut memang menjadi salah satu mekanisme untuk
menjaga agar tubuhnya tetap licin sehingga dapat membantu gerak belut
dan menjadi sarana melepaskan diri dari musuh-musuhnya. Namun, dalam
pemeliharaannya, lendir belut yang terus menerus dikeluarkan dalam
jumlah yang banyak akan membahayakan belut itu sendiri, dari hasil
penelitian mengemukakan, jika dalam air yang di gunakan untuk budidaya
belut sudah terlalu banyak lendir yang dikeluarkan oleh belut itu
sendiri maka air harus segera diganti maka air tersebut akan meracuni
belut itu sendiri dan juga bisa mengakibatkan kematian pada belut.
lendir yang sudah banyak di keluarkan juga akan sangat mempengaruhi
kualitas air, terutama akan meningkatkan derajat keasaman/pH air. untuk
itu, kualitas air menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Walau tidak
ada persyaratan khusus, tetapi idealnya air yang digunakan sebagai
media pembesaran belut harus jernih, memiliki suhu antara 25-28 derajat
C, Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, serta kendungan pH-nya
tidak lebih dari 7.
Budidaya Belut Di Air Bersih
Tekhnik Terbaru, Budidaya Belut Di Air Bersih. Belut bisa hidup dan bisa
dibesarkan di air Bersih (air bening) tanpa lumpur ini adalah hal yang
sangat luar biasa, ini bener-bener ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita
khususnya para pembudidaya belut, sehingga kita bisa lebih effisien
dalam melakukan usaha ini. Dengan adanya tehnik terbaru ini sehingga
para pembudidaya belut sudah tidak pusing-pusing mencari "debog pisang,
jerami, lumpur dan lain-lain, kita sudah tidak repot lagi untuk
melakukan bokasi dan menfermentasikan-nya.
Ini bukan penampungan dan bukan hasil rekayasa tetapi bener-bener hasil
budidaya. Tempat hidup alami belut (Monopterus albus) yang tinggal di
dalam lumpur. Banyak orang, baik penelitian atau usaha, yang sudah
mencoba membikin lumpur untuk usaha budidaya. Mungkin beberapa yang
berhasil meskipun kebanyakan yang lainnya masih bergelut dengan
‘teknologi doa’ untuk panen. karena hidup di dalam lumpur, tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk memastikan jumlah serta perkembangan belut
selama masa pemeliharaan. sehingga, sangat layak bila kemudian mencoba
berinovasi: "Budidaya Belut Di Air Bersih (air bening) tanpa lumpur"
Dalam hipotesis: mungkin belut bisa hidup dan dibesarkan pada air bersih
tapi tetap harus menggunakan lumpur untuk reproduksi alami.
Secara teknis: sejauh kebiasaan makan bisa diadaptasikan dan kebutuhan
pakan bisa disuplay secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di
air bersih dapat dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan
serangan penyakit akibat proses adaptasi harus benar-benar diamati dan
dijaga.
Keuntungan: dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berhubungan
dengan penambahan bobot) dapat selalu terkontrol sehingga target
produksi bisa lebih ter-realistis dan untuk jumlah penebaran bibit belut
di air bersih bisa lebih besar (bisa 10 bahkan sampai 30 kali lipat
dibanding dengan penebaran benih di media lumpur).
Walau masih banyak orang yang tidak/belum percaya dengan adanya Ilmu
terbaru ini (belut bisa hidup dan bisa dibesarkan di 100% air bersih
(air bening) tanpa lumpur, mungkin karena mereka belum pernah melihat
dan belum pernah mencobanya karena belum tahu tehnik-tehnik dalam
melakukan Budidaya Belut Di Air Bersih.
Sekilas Tentang Belut
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular memiliki bentuk tubuh
memanjang, tidak bersirip dan tidak bersisik, serta memiliki lapisan
lendir di sekujur tubuhnya yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku
ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya
banyak yang belum diberikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu
dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah
tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh
dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi,
sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang
lain adalah tubuh licin berlendir, tidak bersisik, dapat bernafas dari
udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang
rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan
sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut
kebanyakan tidak berfungsi baik, bermata kecil.
Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5
cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat
mencapai 1,5m. Belut sawah Monopterus albus sendiri, yang biasa dijumpai
di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m
(dalam bahasa Betawi disebut moa).
Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam
lumpur (tempat persembunyian). Semua belut adalah pemangsa. Daftar
mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan,
katak, serangga, serta krustasea kecil dan juga ada yang bersifat
kanibalisme.
Spesies belut mempunyai nilai pemakan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan
setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 18.6 % protein dan
15 % lemak. Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D
dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh m embantu
mengubati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah
tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan. Spesies ikan ini jika
dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan boleh menguatkan
daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit,
mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah
hepatitis.
Keunggulan dan Kelebihan Bidudaya Belut Di Air Bersih
Belut Mudah Dikontrol
Budidaya belut di Media Air Bersih tanpa lumpur terbilang lebih effektif
dibandingkan dengan budidaya belut di media lumpur. Khususnya kemudahan
dalam melakukan pengontrolan terhadap belut yang dibesarkan, selain itu
jika ada belut yang terlihat sakit atau mati, akan mudah terlihat
sehingga bisa segera diambil dari kolam budidaya.
sumber : http://mahmudsmadawangi.blogspot.com/2011/06/teknik-pemeliharaan-budidaya-belut-di.html
No comments:
Post a Comment